Cegah Abrasi di Pantai Mako Brimob, Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan Siapkan Rencana Penanaman Mangrove


Balikpapan – Perubahan garis pantai merupakan masalah serius yang dihadapi oleh banyak wilayah pesisir di seluruh dunia. Salah satu penyebab utamanya adalah abrasi pantai. Sebenarnya abrasi pantai merupakan proses alami di mana garis pantai secara bertahap terkikis dan tererosi oleh kekuatan ombak, arus, dan pasang surut. Namun hal tersebut dapat lebih cepat terjadi jika didukung oleh beberapa faktor. Salah satu faktor alaminya adalah perubahan iklim yang mengakibatkan kenaikan muka air laut.

Faktor buatan akibat aktivitas manusia seperti penambangan pasir dan pembangunan pantai yang tidak terencana, semakin memperburuk masalah ini. Abrasi tersebut memberikan dampak terhadap lingkungan yang mengakibatkan hilangnya lahan pantai dan pesisir, erosi tanah, kerusakan ekosistem pesisir, hingga dapat mengancam langsung ke pemukiman di sekitarnya. Selain itu, abrasi pantai juga berdampak negatif terhadap keberlanjutan sektor perikanan, pariwisata, dan sumber daya alam pesisir.

Oleh karena itu, mitigasi dan upaya rehabilitasi menjadi sangat penting dalam melindungi garis pantai dan menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir. Dalam upaya pencegahan abrasi di pesisir pantai, salah satu upaya yang efektif yang dapat dilakukan adlah melalui penanaman mangrove.

Markas Satuan Brimob Polda Kaltim yang mempunyai pantai sepanjang kurang lebih 800 meter sudah mulai terancam karena abrasi. Terlebih pantai yang ada di kawasan Stalkuda butuh perhatian dalam mengantisipasi pengikisan atau abrasi air laut terhadap bibir pantai.

“Dari hasil kajian kami ada tiga opsi dalam penanganannya yang pertama harus di buat pemecah ombak, siring/turap sepanjang pantai, dan ditanami pohon mangrove,” kata Andi Irwan Amran, Kepala Bidang Penata Hukum dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, Kamis (28/12/2023) di Pantai Outbond Satbrimob Polda Kaltim.

Dalam kunjungannya, Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan diikuti Pengurus Yayasan Kemala Bhayangkari Daerah Kalimantan Timur dan didampingi Komandan Batalyon A Pelopor Kompol Iwan Pamuji, S.H.

Ditempat terpisah, Komandan Satuan Brimob Polda Kaltim Kombes Pol. Andy Rifai, S.I.K., M.H., menyampaikan bahwa pohon mangrove merupakan salah satu penopang pantai, mengurangi abrasi pantai dan nantinya akan menjati tempat hidup habitat laut seperti kepiting, ikan dan habitat lainnya. Hal ini untuk mencegak kerusakan ekosistem di sekitar.

“Penanaman pohon mangrove dan cemara laut dipilih secara khusus dapat menahan air laut masuk ke tanah terserap dan menjaga karbon dioksida agar mencegah abrasi di pantai Stalkuda,” ujar Andi Rifai. ‘Dengan program penanaman mangrove untuk pencegahan abrasi adalah mengembangkan Pantai Stalkuda nantinya menjadi daya tarik bagi para wisatawan sebagai obyek wisata  edukasi dan konservasi,” tutup Andy Rifai.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *